BEKASI | RENGASDENGKLOKNEWS.COM | Viral di media sosial (Medsos) video seorang pria mengaku preman berbadan besar memaksa pengajuan proposalnya di penuhi oleh salah satu perusahaan di Kelurahan Cikiwul, Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Dalam video berdurasi 2 menit 20 detik yang diunggah akun Instagram @infobekasi, terlihat preman yang mengenakan rompi hitam dan kaos marun itu berdebat dengan seorang sekuriti karena memaksa bertemu dengan pemilik perusahaan.
Sang security kemudian memberikan sejumlah uang kepada preman tersebut agar tak bertemu pemilik perusahaan. Namun, preman tersebut enggan menerima dan tetap memaksa bertemu bos perusahaan.
“Gue enggak mau itu duit lu, gue mau pimpinan lu, sini,” kata preman kepada sang security dalam video unggahan akun Instagram @Infobekasi, Kamis (20/3/2025).
“Jangan gitu Pak, hargai saya, saya kerja di sini, Pak,” ujar security.
Lantas sang preman pun meminta Satpam menyampaikan kepada Bos pemilik perusahaan.
“Kalau lu kerja di sini, sampaikan, ini amanah lho,” kata sang preman.
Dan Satpam pun mengatakan bahwa dirinya telah menyampaikan ke atasannya.
“Sudah saya sampaikan, amanah, Pak,” jawab security.
Tak puas dengan jawaban tersebut, pria tersebut kemudian mengintimidasi security dengan mengaku sebagai jagoan di Cikiwul.
Bahkan, ia megancam akan menutup akses jalan depan perusahaan apabila tak bisa bertemu dengan pemilik pabrik.
“Lu makan b***k di sini, lu enggak menghargain gue lu. Kalau lu pengen tahu, gue jagoan yang megang Cikiwul. Massa gue banyak di sini. Kalau gue tutup jalan depan bisa bergerak?” ujar sang preman.
Preman tersebut juga mengaku terpaksa “turun gunung” setelah anak buahnya berungkali gagal menemui pemilik perusahaan. Setelah turun, preman tersebut merasa tidak dihargai oleh perusahaan.
“Gua selama ini enggak pernah turun, yang turun selama ini anak buah gua, sekarang gua turun pengen tahu bukti ternyata begini, enggak menghargai lingkungan. Di sini gue yang megang pabrik-pabrik semua,” tegas dia.
Tak lama kemudian, preman tersebut memperlihatkan sebuah amplop putih yang berisi secarik kertas kepada sang security.
Selanjutnya, ia menunjukkan tulisan dalam isi kertas tersebut sembari mengklaim dirinya “turun gunung” dalam rangka membela negara.
“Gue bukannya nyari keributan, gua ngasih gini, baik-baik lho, gua bela negara di sini, gua mati-matian,” tambah dia.
Sementara itu Kapolsek Bantargebang, Kompol Sukadi membenarkan peristiwa tersebut.
“Kejadiannya hari Senin tanggal 17 Maret jam 11.00 WIB,” kata Sukadi saat dikonfirmasi, Kamis (20/3/2025).
Sukadi mengaku sudah mendatangi lokasi kejadian. Diketahui preman tersebut bernama Suhada yang datang ke perusahaan bersama tiga rekannya. Keempatnya merupakan warga Bantargebang.
“Mereka preman berkedok ormas,” ungkap Sukadi.
Menurut Sukadi, mereka mendatangi perusahaan untuk meminta THR. Oleh security perusahaan, keempatnya kemudian diberi uang THR sebesar Rp 20.000.
“Tapi dia enggak mau, pengen ketemu pimpinannya,” ungkap Sukadi.
Sukadi menambahkan, Suhada saat ini telah kabur ke Gunung Putri, Kabupaten Bogor. Sementara, tiga rekannya masih dilacak keberadaannya.
Sukadi menyatakan akan menerapkan penegakkan hukum apabila keempatnya terbukti memenuhi unsur pelanggaran pidana pemerasan.
“Sekarang klarifikasi dulu minta keterangan, ada unsur pidana atau tidak. Kalau ada kita tindaklanjuti penegakkan hukum,” pungkasnya.
Usai Viral Jagoan Cikiwul Klarifikasi
Seusai viral di media sosial, preman yang memaksa mendatangi pimpinan di salah satu perusahaan di Bekasi akhirnya meminta maaf.
“Saya Suhada dengan kejadian yang viral dan membuat warga Cikiwul terganggu, saya minta maaf yang sebesar-besarnya,” kata Suhada yang dikutip CINEWS.ID pada Kamis (20/3/2025).
Ia mengaku tindakan arogannya saat itu salah dan mengaku sebagai pemegang kekuasaan daerah Cikiwul.
“Saya mengakui salah karena saya mengaku saya seorang jagoan di Cikiwul,” katanya.
Suhada juga meminta maaf kepada seorang security perusahaan yang mendapatkan intimidasi dan ancaman darinya.
“Untuk security yang saya maki-maki, saya minta maaf juga yang istilahnya takut ada hal yang terjadi,” ucapnya.
Lebih lanjut, pria tersebut menjelaskan kronologi singkatnya, ia mengatakan bahwa proposal yang diajukannya bukan meminta THR kepada perusahaan, melainkan meminta bantuan untuk bagi-bagi takjil.
“Yang saya ajukan ke perusahaan memohon bantuan untuk bagi-bagi takjil di jalan. Jadi, tidak ada saya minta THR. Silakan cek saja di proposal,” katanya.
Sikap arogan yang saat itu terjadi dikarenakan ia merasa tak terima ketika proposal darinya tidak diberikan oleh security kepada pimpinan perusahaan. Sementara, tiga proposal lainnya dari pihak lain justru telah diterima oleh pimpinan perusahaan.
“Saya akui saya arogan, tapi ada sebabnya. Disitu ada empat proposal, yang tiga dinaikkan yang punya saya yang isinya buat takjil enggak dinaikkan sama securitiy,” pungkasnya.
( red )